Sinabung menggeram
asap-asap maut melibas tanpa kasihan
ratap miris pengungsi tak terhiraukan
samar hanya menjadi tontonan teman sarapan
Ketika rakyat terdampar dalam miris kekurangan
penguasa eksis bersenandung canda maya
ketika bencana bertubi tanpa jeda
penguasa santai dalam alibinya
ketika kematian mengintai mangsa
penguasa tersenyum menyiapkan lobang pusara
" Wahai engkau yang kami anggap dewa
kami telah kehilangan harta benda dan jiwa
apakah kami juga akan kehilangan harga diri hanya karena toilet yang tiap saat rubuh dan akan mempertontonkan kemaluan kami ?"
Wahai engkau yang bergelar penguasa
tolong dengar jeritan pilu terbata
kehidupan lumpuh namun kau tak jua luluh
tangisan perlahan limbung di telan gelegak sinabung
gusar dan lelah menanti uluran kasih penguasa yang gagap jauh dari tanggap
Ys Jambi/180114
Tidak ada komentar:
Posting Komentar