Aku selalu menduga jika cinta mampu kuabadikan melalui derai airmata dan ketabahan jiwa
itu benar adanya
cinta mampu bertahan dengan tangisan walau terkadang ia juga mampu meluluh lantahkan perasaan
Hatiku tak lebih dari pintal kebekuan
yang kau lahirkan dari sepinya pengharapan
dan menunggumu tuan laksana menanti desir angin di kemarau panjang
tak cukup hangat walau keresahanku kian mendingin
Kerinduan itu telah mengalirkan dua sungai airmata pada satu telaga derita
dari bayangmu yang kerap datang menggoyahkan malam
dan cintamu yang menghalangi berbagai kesenangan
Di puisiku tuan
kau adalah rahasia yang menampung keindahan di matamu, rindu terlampau kaku untuk dikisahkan
di dadaku, kau desir nadi kehidupan
jawab aku, apa yang lebih sepi dari sekedar kagum?
rindu di labirin waktu yang kian meranum
Ys Jambi/220114
Tidak ada komentar:
Posting Komentar