Rabu, 27 Februari 2013

Cinta Yang Terlarang

Cinta 
mengapa kau harus datang disaat diri telah terbelenggu oleh ikatan suci
akankah kau menjadi suci
bagi hati
atau duri dalam diri

Cinta
menjauhlah dari dinding hati
jangan biarkan sucimu menjadi debu
karena nafsu yang menggelora
jangan kau paksa aku menjadi hina
karena rasa yang terlarang

Cinta
hati ini menangis
karena rindu
batin tersiksa
akan rasa
begitu tinggi tembok yang menghalangi
hingga diri tak mampu
lagi tuk berdiri

Duhai Sang pemilik cinta
rasa ini rasa yang salah
tapi apa daya
hati yang tak mampu menghalaunya
hanya pada-Mu
diri ini berserah
aku percaya
hanya Kau
yang pantas
untuk menerima cinta.


Ys/140912


Ajarkan Aku

Ajarkan aku
Tuk bisa selalu ikhlas
Agar hidup ini tak banyak memelas
Curhat sana curhat sini yang tak jelas
Tak perduli walau diri terasa lemas
Hingga sering membuat orang
terlihat gemas
Namun diri tiada juga merasa cemas

Ajarkan aku
Tuk senantiasa jujur
Jangan pernah dalam diriku
Dia luntur
Agar doa kepada-Nya
menjadi mabrur
hingga tak ada lagi dosa
yang berbilur
Dan senantiasa diri tak lepas
bertafakur
Agar kurasakan indahnya
di dalam kubur

Ajakan aku
Tuk tidak mengeluh
Walau harus bercucuran airmata
dan peluh
Biarkan jiwa dan ragaku
senantiasa utuh
Karena aku enggan jiwa
dan ragaku rapuh
Aku takut jika kulupa bersimpuh
Karena tak ingin sedetikpun

Ajarkan aku
Tuk jauh dari rasa benci
Karena tak ingin mulutku
senantiasa mencaci
Kuingin jiwa dan ragaku dalam suci
Disetiap mili, setiap senti bahkan
di setiap inchi
Agar tak ada lagi dosa
yang sulit untuk kucuci
Dan kelak bisa membuka
Surgawi yang terkunci

Ajarkan aku
Tuk cermat dalam berfikir
Tiada lemah walau tersingkir
Bila salah tiada menghindar
lalu mungkir
Bersyukur kepada-Nya tiada pernah mangkir
Agar prestasi hidup dapat
Mudah kuukir
Walau hanya dalam sebuah cangkir

Ajarkan aku
Tuk senantiasa berbesar hati
Menerima apa yang tlah diberi
Walau hanya sebesar ibu jari
Tiada lari tiada menghindari
Menghadapi semua dengan
wajah berseri
Agar pesona dalam diri
tidakkan mati

Ajarkan aku
Tuk berbuat tulus
Terhindar dari gerutu
dan rasa ketus
Walau tak diterpa lembaran pulus
Jauh dari aroma lusuh
yang mendengus
Terjauh dari rasa tamak dan rakus
Hingga terasa hidup ini
indah dan mulus...


Ys/!\100912
by Ivo



Cinta Tak Bertuan

Salahkah
Ketika rasa itu datang
menjadi denting di palung hati
yang lelah
Karena terabaikan oleh waktu
yang kejam

Salahkah
Andai asa ini bergelora
Tuk menggapaimu menjadi
Lagu yang penuh irama kasih
Akan dawai cinta yang indah

Salahkah
Bila aku lelah dengan
lautan tanpa tepi
Dan ingin berlabuh dalam
dermaga hatimu
Meniti cinta menggapai kasih

Wahai pujangga sang pemilik hati
tidakkah kau mengenaliku
tahukah kau apa yang ada di hatiku
tahukah kau jika aku selalu
memandangi wajah teduhmu

Duhai kau yang jauh di sana
Adakah kau juga sepertiku
Teraniaya akan rasa yang bergelora
Tak sadarkan diri akan pesona
yang membara
Aku yang tak mampu berucap
Yang hanya mampu meratap
Terkurung di ruang cinta
yang tak bertuan...


Ys/150912


Statusku Status Sedih

Statusku status sedih 
Kataku kata letih
Harus dari mana aku bisa
Menghapus perih
Dari luka tak pernah mau beralih

Andai diri bisa membenci
Aku ingin hapus bayangmu
Dari lingkup hati
Agar kubisa menapak kembali
Akan hari indah menanti

Namun asa tetaplah asa
Walau hadirmu membawa luka
Mencabik rindu melukai jiwa
Haruskah aku tetap menganga
Menanti kau datang dengan
membawa sisa-sisa cinta ?

Ahhhh
Sadarkan aku Ya Allah...
Jangan biarkan aku hanyut dalam tawanan asa rebah
izinkan aku Tuk mencintainya dengan cara indah
Karena kutahu, cinta taklah pernah salah.


Ys/180912



Tersisih

Duhai pujangga malam
Temani hatiku sepi suram
Bagai puisi tanpa langgam
Sendu merayu berteman kelam

Dimana perginya cahaya itu
Membawa senyum ku tanpa ragu
Meninggalkan wajah sendu layu
Hancur terluka karena mu

Aku salah menyemai benih
Dihatimu tlah penuh akan putik kasih
Mencoba bertahan diantara perih
Tapi ku tetap tersisih

Ahhh
Aku takut berharap cinta
Pada hatimu yang luka karena dusta
Biarlah semua berjalan apa adanya
Hingga kau menyadari
Kasih ku berharga .


Ys/190912


Doa Dan Harapann


Ya Allah
Ketika hati ini lelah
Dengan masalah dunia fana
Tak kunjung ada habisnya
Hampiri aku dengan sayap cinta-Mu
Agar diri tak rapuh oleh lautan
Nafsu menggebu

Ya Rahman
Engkau Maha Pengasih
Cinta kurasa
Begitu dingin dan menyiksa
Perih akan harapan tak pasti
Tapi kasih-Mu tak pernah lelah
Menghampiriku ,membelaiku
Walau Kau tahu diri sangat nista akan nafsu menggoda

Ya Rahim
Engkau Maha Penyayang
Kasih Sayang-Mu laksana
Buih lautan
Luas menyinari maya pada
Alangkah hinanya diri
Tak pernah mensyukuri akan nikmat
Kau beri
Aku selalu lupa akan kalimat-Mu
" Fabi'ayyi alaa irabbikumaa tukazzibaan ".
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan."

Ya Maajid
Engkau Maha Mempunyai Kemuliaan
Harta dan jabatan begitu penting bagi hamba-hamba-Mu
Hingga berpangkat walau salah
Tapi akan dipandang benar
Hingga yang kaya
Walau sombong tapi selalu dianggap
gagah
Dan si miskin menjadi sangat terhina
bagai sampah
Diri lupa bahwa iman dan taqwalah
Membuat mulia di hadapan-Mu
Maka muliakan-lah aku dengan segala kasih sayang serta keikhlasan dalam menghadapi dunia kejam ini

Ya Nur
Engkau Maha Pemberi Cahaya
Berikan cahaya dalam hati gelapku
Gelap akan nafsu selalu mengurungku
Berikan cahaya pada mata butaku
Buta akan kasih sayang-Mu
Yang tak pernah ada hentinya
Berikan cahaya untuk hidupku
nan hampa
Hampa akan iman
Terkikis oleh kemaksiatan
Cahaya-Mu adalah
penerang bagi bagi gelapnya hati
Penyejuk bagi kegersangan jiwa
Penyemangat jiwaku nan rapuh.

Ya Mujiib
Engkau Maha Mengabulkan doa
Kabulkanlah keinginan hidupku
Dengarkanlah suaraku
Serak akan tangisan dosa
Aku tak berharap menjadi kaya
Dengan semua salah
Aku tak meminta indah oleh
Sesuatu hina
Aku tak berharap puji oleh
Segala nista
Selamat dunia dan akhirat
Hanya itu kupinta
"Tuk hidupku yang sekejap mata".

Aku fakir akan dosa
Bersimpuh hina di haribaan
Agung-Mu
Mengharap Kasih Sayang-Mu
"Tuk penerang hidupku nan fana."
Maka perkenan kan lah doaku

Allahumma sholli'ala Muhammad
Wa'ala Ali washobihi wassalim
Amin amin Ya Robbal Alamin............





Ys/210912







Kepada Anakku,Mawar Jelita Taman Hati

Indah warna, anakku
Menyita tatap mata
Pendarmu semerbak
Waspada kumbang jalang
Semampai anggun tangkai
Indah liuk tebar pesona
Tajamlah duri melindung
Hasrat nakal tangan memetik

Cantiklah hijab indahmu, permata
Perharum diri budi pekerti
Hiaskan anggunmu berpakai taqwa syariah
kayakan ilmu kalam hidup Qur’an dan Hadist

Duhai mawar jelita
Kau hindarkan seru kafir
Datang bersolek maju zaman
Menampang seksi berpakai seronok
Memajang lekuk sekedar pesona
Genit bersuit memacu birahi
Agar tak jatuh berlumpur hina
Anugrah cantikmu tetaplah manis diizin Allah
Dalam kepastian-NYA
Cantikpun sirna diputar waktu
Shaleh imanmu tak lekang
Menembus zaman

Kuntum mekar, bidadari kecilku
Pada saat untuk memilih
Memilah seksama hati-hati
Tegas ucap ‘kan disegani,
kau sembunyi akan dicari,
Tiada syak membuka kau terhina

Mematut diri pakaian taqwa,
Insan segan Allah sayang
Jangan kau lupa firman Allah
Pada surah Al Ahzab ayat 59
'Tuk mulya diri dalam ridho Ilahi

Jadilah kau aroma surga, semerbak mawarku
Agar tetes air mata Ibu mengkristal kemuliaan
Menyapu cemas senyumkan kebanggaan
Berpendar bahagia surga menanti

Catatan:
Surah Al Ahzab ayat 59 :
" Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-a­nak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin :
" Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka."
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Ys/250912

Kidung Harapan

Embun pada daun perdu
Bercahaya laksana permata surya
Sejenak hilang tanpa makna
Raib diterpa hembusan angin

Mataku tertuju pada daun utuh
Segar warna menyejukkan hati
Sejurus hijau itu menjadi kuning
Akankah hatipun meragu?

Lalu aku menyaksikan putik bunga
Mekar menjadi mahkota cantik
Memberi warna akan harapan
Namun tiba-tiba layu meluruh
Gugur oleh senandung cinta palsu

Mengapa bayu selalu menggodaku
Meniupkan kidung cinta bersyair rindu
Lalu lenyap meninggalkan aku
Terbaring dalam ketidak pastian

Duhai kau sang pencipta lagu
Sudahi syairku atau beri judul pasti
Cinta berharapkan bahagia
Atau hanya luka yang bermandikan airmata .

YS" 270912


Bidadari Hati


Semua wanita akan selalu mendambakan pernikahan sakral.
Pesta dengan bermacam hidangan dan panggung meriah di iringi musik syahdu. 


Tamu berdatangan dengan pakaiannya yang indah.
Ucapan selamat dan doa.
Pasangan pengantin dengan penampilannya yang anggun mempesona.
Duduk megah berdampingan layaknya raja dan ratu sehari,
Sungguh membahagiakan.
Itulah yang menjadi harapan setiap wanita.

Tapi itu tidak terjadi padaku.
Angan akan melewati saat-saat pernikahan seperti itu hanyalah sekedar mimpi tak berwujud.
Cinta buta telah membawaku terpuruk pada kenyataan pahit.
Hamil di luar nikah!
Memalukan tapi itulah kenyataan pahit yang harus aku terima akibat nafsu tak mampu menahan diri.
Untungnya Alam, lelaki yang menghamiliku, adalah lelaki bertanggung jawab.
Walau tanpa restu kedua orang tua, kami menikah. Hanya disaksikan pamannya, akhirnya kami menikah dengan selamatan seadanya.
Dihadiri teman-teman dan paman suamiku.
Kami berdua tak mampu berbuat banyak untuk menyelamatkan nama baik kami. Karenanya dengan terpaksa kami harus lewati semua peristiwa ini dengan sangat menyesal.

Setelah menikah dengan bermodalkan sedikit tabungan, kami berdua mengontrak rumah kecil dan memulai hidup baru. Aku sungguh bersyukur karena Alam sangat mencintaiku dan dengan penuh tanggung jawab selalu berusaha untuk membahagiakanku.
Yah, dia memang suami yang baik. Lemah lembut bertanggung jawab dan sangat mengasihiku.
Cinta yang kami miliki berdua membuat kami mampu bertahan menghadapi segala cobaan dan penderitaan hidup.

Bulan berlalu kini usia kehamilanku memasuki bulan ke-4, aku yang berusaha menjadi istri yang baik selalu melayani semua kebutuhan Alam. Aku lakukan semua kewajiban rumah tangga sebagai istri yang solehah dengan penuh ikhlas dan bahagia. Akupun tak pernah meninggalkan sholat dan memohon ampun atas segala dosa yang kuperbuat. Hanya Allah satu-satunya tempat mengadu. Aku percaya pasti ada hikmah di balik semua peristiwa yang kami alami.
Suatu malam karena kelelahan mengurusi rutinitas rumah membuatku tertidur. 


Aku tak menyadari kepulangan Alam secara diam-diam dari tempat kerjanya. 


Tanpa membuat aku terbangun, perlahan membersihkan diri, makan, sholat dan berbaring di sampingku.
Kebiasaan suamiku sebelum tidur selalu mengajak bayi di dalam kandunganku berbicara dan bercanda. 


Biasanya dimulai dengan membaca solawat Nabi Muhammad dengan lantunan indah sambil sesekali diselingi canda penuh kasih. Alam percaya jika bayi sejak dalam kandungan selalu dibisikkan kalimat baik maka kelak akan menjadi anak yang baik pula.


 Itu yang selalu Alam katakan padaku.


Malam itupun dia juga melakukan seperti biasanya hanya bedanya kini Alam tidak membisikkannya kepada bayiku, tapi dibisikkannya kalimat penuh kasih di telingaku,
"Tidurlah bidadari cantikku, maafkan aku yang telah membuatmu dan bayi kita menderita. 


Aku belum mampu memberikan yang lebih baik untuk kalian berdua.


 Ya Allah berikan kebahagiaan untuk kami. 


Panjangkan umurku agar aku mampu membahagiaan bidadariku. 


Sungguh aku tersiksa melihat kelelahan yang menyelimuti wajah cantiknya."
Tetesan airmatanya membasahi pipi membuat aku tersadar dari lelap.
Tak mampu lagi kumenahan airmataku Kupeluk suamiku itu tanpa kata-kata. Kami pun melewati malam dengan penuh kasih sayang. Tak henti-hentinya kuucapkan, "Terima kasih ya Allah, walau hidup pas-pasan aku bahagia karena Kau memberikan aku pendamping yang soleh, baik, penyejuk hatiku di saat sedih. Mampu menyemangati hidupku ketika semua keluarga meninggalkan aku.
Berikan aku ketabahan untuk melewati semua cobaan-Mu.”

Alam yang baik selalu saja memberikan kejutan-kejutan kecil yang membuat aku bahagia. Suatu pagi ketika aku membereskan pakaian untuk di cuci kutemukan amplop berisikan cincin kecil dan secarik kertas yang bertuliskan, "Hon, bingkisan kecil ini aku beli dengan rezeki halal dibumbui dengan ketulusan cinta khusus buat bidadari hatiku.
Eits jangan dulu dipakai jangan lupa membaca Bismillah dulu sayangku, agar rezekinya barokah. Love you Hon."
Subhanallah,
Alhamdulillah,
Tak henti aku menangis haru dengan semua cinta yang diberikannya untuk membahagiakanku.
Ya Allah titip suamiku,
Lindungilah ia selalu ya Robb.

Begitupun aku,
Dengan cara sederhana aku selalu menyelipkan surat kecil di tempat yang gampang ditemukannya dengan ucapan-ucapan singkat, "Sayang, jangan lupa sholat,” atau “Sayang, sudah makan?”
Ketika kulihat dia kurang enak badan maka dengan kasih aku menyelipkan kertas kecil bertuliskan "Sayang, obatnya di minum ya, aku ingin melihat senyum mesramu setiba di rumah nanti," kertas itu aku selipkan dalam plastik kecil berisikan pil untuk diminum suamiku sehabis makan siang.
Banyak lagi cara kami berdua untuk saling menjaga kasih sayang, perhatian dan saling percaya dalam rumah tangga.
Sering aku merasa tak tega melihat kelelahannya yang tak bisa disembunyikannya dari wajah teduhnya ketika terlelap. Keletihannya membayang di wajahnya ketika tidur. Alam yang Sarjana memulai pekerjaan sebagai wartawan lepas di surat kabar ibukota. Mengejar berita demi berita dan aku tau itu membuatnya sangat lelah. Itu pula yang terkadang membuat aku tak tega untuk menambah beban Alam dengan masalah yang aku hadapi dengan kehamilanku.

Semua berawal dari kecerobohanku yang selalu terburu-buru ingin secepatnya menyelesaikan semua pekerjaan.
Pagi itu selesai sholat Duha aku membersihkan rumah dan memasak. Selesai memasak langsung mencuci sedikit pakaian yang telah dua hari menumpuk. Rutinitas yang tak pernah bisa kutinggalkan. Ketika mengangkat keranjang yang penuh pakaian basah, entah karena lelah atau kehamilan yang telah memasuki bulan ke enam. Aku merasa sangat lemah dan tak mampu mengangkatnya. Berulang kali kumencoba tetap saja tidak berhasil.
“Ya Allah mengapa keranjang ini terasa sangat berat,” bisik hatiku. Masih tidak mau menyerah dengan sekuat tenaga aku mengangkatnya tanpa membaca Basmallah. Tidak seperti biasa yg selalu kulakukan ketika memulai suatu pekerjaan. Adalah pesan Ayahku sejak kecil, "Anakku, jangan pernah lupa kau membaca Bismillah tiap kali memulai sesuatu. Insya Allah kau akan terlindungi karena Allah hadir dan selalu membantu dan melindungimu."
Dalam kepayahan aku berhasil mengangkat keranjang berat itu, kemudian dengan tertatih-tatih melangkah menginjak buih sabun di lantai yang lupa kubersihkan.
Allahu Akbar,
Aku terpeleset dan keranjang terpental. Semua menjadi gelap, aku pingsan. Entah berapa menit kemudian aku baru siuman masih di tempat yang sama. Dengan sisa tenaga dan menahan rasa nyeri di punggung dan perut aku merangkak memungut pakaian yang berserakan. Dengan terseok masuk rumah kubaringkan tubuh setelah berganti pakaian. Kuoleskan kayu putih untuk menghangatkan tubuh dan perutku lalu kupaksa istirahat.
Aku merasa pasti ada masalah dengan kandunganku. Takut terjadi apa-apa dengan bayiku aku terpaksa menceritakan kejadian itu kepada Alam.
Kaget bercampur sedih dia bergegas membawaku ke Puskesmas untuk diperiksa.
Sejurus kemudian aku lihat bidan memanggil Alam dan kulihat mereka sedang berbicara serius tanpa aku mampu mendengar hasil percakapan tersebut.
Perasaan mulai tak enak karena merasa Alam sedang menyembunyikan sesuatu.
Astagfirullah, kutepis pikiran buruk itu dan mencoba menyerahkan semua ke tangan Allah.
Lamunanku buyar dengan pelukan Alam untuk mengajakku pulang.
Sepanjang perjalanan kami hanya diam membisu. Setiba di rumah aku tak mampu lagi menahan rasa ingin tahu, “Sayang, Bu bidan bilang apa?”
Hanya senyuman teduh dan bisikan halus yg kudapat dari Alam, "Maafkan aku Hon, Aku tak mampu membahagiakanmu. Kau terlalu lelah dan harus banyak istirahat demi kesehatanmu dan bayi kita”
Aku terdiam lalu berbisik, "Sayang, semua ini salahku, maafkan aku karena tak bisa menjaga bayi kita dengan baik. Aku ibu yang jahat, menyakitinya karena mementingkan diri sendiri," jawabku sambil menangis.
Alam meletakkan telunjuknya ke bibirku lalu berkata, "Sttt Hon, mulai sekarang jangan lakukan apapun, semua pekerjaan rumah biar aku yang mengerjakannya. Honey istirahat saja dan tidak boleh membantah. Berjanjilah untuk menjadi istri dan ibu yang baik dengan mendengar perintah suami,” sambil tersenyum Alam mengecup keningku.

Sejak kejadian itu, Alam membuktikan ucapannya. Sebelum subuh Alam bangun lebih dulu, Memasak air untuk wudhu. Setelah mendidih dibangunkannya aku untuk sholat subuh. Tak jarang aku bermanja dan pura-pura terlalu letih untuk bangun hanya untuk merasakan kasih suami. Jika sudah begitu dengan penuh kasih Alam akan menggendongku ke kamar mandi untuk berwudhu. Kemesraan yang selalu ingin aku miliki.

Usai sholat kami tutup dengan doa, memohon agar kebahagiaan ini lengkap dengan mendapatkan ridhaNYA untuk bisa berkumpul lagi dengan semua keluarga. Doa yang senantiasa kami panjatkan bersama tetes air mata penyesalan atas aib masa lalu yang membuat kami terpisah dari mereka.
Dalam doa dan tangis selalu kuingat
Hadist yang di riwayatkan Aisyah r.a.
bertanya Aisyah kepada Rasulullah SAW, sang suami :
"Adakah di antara pengikut-pengikutmu yang akan masuk surga tanpa hisab?"
"Ya," jawab Nabi, "Dia adalah orang yang banyak menangis karena menyesali dosa-dosa yang telah ia lakukan."
Dalam kesempatan lain Rasulullah SAW bersabda,
"Ada dua jenis tetesan yang sangat disukai oleh Allah, tetesan airmata karena takut kepadaNya dan tetesan darah karena berjuang di jalanNya”

Dengan kalimat itu aku percaya bahwa doa yang sungguh-sungguh dengan penyesalan atas semua kesalahan, taubat nasuha maka Allah akan mengabulkan tiap dosa hamba-Nya, Insya Allah.
Alhamdulillah rupanya doaku terjawab.
Saat kehamilanku memasuki usia ke tujuh, aku dikagetkan oleh kepulangan Alam yang didampingi kedua orang tuaku dan kedua mertuaku. Dengan menangis terisak-isak aku berhambur ke pelukan Ibu dan Ayah. Sambil bercucur air mata memohon ampun karena telah menyakiti mereka. Dengan penuh haru memohon maaf kepada kedua mertua,
karena aku telah membuat anak mereka durhaka. Pintu maaf dan luapan kasih sayang mereka sungguh menyejukkan kehidupan kami yang telah berbulan-bulan gersang.
Kedamaian dan ketenteraman kehidupan kami ternyata membuat mereka lega dan ikut berbahagia.

Kebahagiaan itu tak berlangsung lama ketika tiba-tiba ada rasa nyeri yang luar biasa terasa menusuk-nusuk kandunganku. Mataku kabur, setengah sadar aku mengatakan dengan lirih kalimat yang tak kupahami benar kepada Alam sebelum aku terkulai lemas dan tak sadarkan diri, "Sayang apakah ini saatnya?"
Saat siuman aku telah berada di ruang bersalin dengan nafas tersengal, sakit yang menusuk-nusuk perut, membuat aku tak bisa menahan air mata.
Dokter dan perawat sibuk memeriksa alat yang akan mereka pasang ke tubuhku demi menyelamatkan aku dan bayi yang harus lahir sebelum waktunya.
Kedua orang tuaku membacakan surat Yassin sementara Suamiku dengan penuh kasih tak henti-hentinya berbisik lembut, "Hon, bidadari hatiku, tabahkan ya sayang. Istghfar. Kamu harus kuat dan sembuh demi aku dan bayi kita”
Aku hanya sedih, entah mengapa aku merasa akan pergi jauh meninggalkan Alam dan semua keluarga yang kukasihi ini. Dengan berbisik lemah aku menjawab, "Sayang, Pangeranku. Aku merasa perpisahan ini sudah semakin dekat. Cerita cinta ini akan berakhir di liang lahat. Esok kau akan melihat bidadarimu diarak dengan pakaian putih bagai pengantin cantik dalam keranda dingin. Cinta yang kau serahkan membuat aku ingin hidup selamanya. Kesedihan menjadi sirna karena kasihmu. Andai aku bisa memilih aku tak ingin semua ini berakhir. Tapi apakah kita mampu melawan kehendakNYA? Sayang jika sekarang sudah waktuku. Relakanlah kepergianku dengan alunan ayat-ayat sucimu. Katakan kepada Allah Pemilik liang lahat, untuk menyambut kembali isterimu dengan penuh kasih yang meninggalkan kekasihnya karena takdir kematian,"

Dengan keikhlasanmu akan mengantarkan ruhku dengan tenang dan tentram, menuju perjumpaan dengan Allah. Kepastian indah akhir dari tiap kehidupan.
Aku tau sayang,
perpisahan ini akan menyakitimu.
Lalu aku akan berganti
dengan selimut sepi.
Tapi mampukah kita melawan kehendakNya yang memang telah ditentukan?
Percayalah kasih, aku akan tetap berbekal cinta menantimu di surga kebahagiaan.
Allah akan selalu bersamamu hingga perjumpaan kita kelak.”

Alam, Ibu, Ayah dan kedua mertuaku menangis tersedu tak mampu lagi melihat penderitaanku.
Perlahan Alam membelai rambutku lalu berbisik sendu,
“Pergilah, bidadari hatiku. Ikhlasku menyertai jalanmu.
Demi Allah aku tak akan berhenti membaca Al-Quran. Berdoa untuk ketenteramanmu di alam barzah. Aku titip malaikat kecilku. Tunggulah aku di surga nanti.”
Perlahan dengan senyum sangat bahagia aku mengikuti bisikan lirih Alam di telinga,

"Asyhaduanlaa'ilaha'­illallah
Wasyhaduannamuhammad­arrasulullah."


Dari Ummu Salamah, ia berkata,
aku mendengar Rasulullah SAW bersabda ;
"Jika ada seorang istri meninggal dunia dalam keadaan ridho suami, niscaya ia masuk surga ".
(HR. Tirmidzi dan Ibn Majah)

Hidup,rejeki,jodoh ,dan maut adalah rahasia Allah, pergunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya sebelum waktu itu akan berhenti dan kita hanya terdiam karena penyesalan yang terlambat.
Tak ada kata terlambat untuk memulai suatu perbuatan baik.

YS/091212
 

Nirwana Cinta

Ketika cinta memanggil
Syahdu bergema di ruang asa
Memompa darah gairah menggigil
Gegap gempita tiada tara
Berpacu ragu sesak hati terkail

Bila rindu datang menyapa
Gelegar membelai desah jiwa
Menjelma taman bunga indah nirwana
Mengukir pagi cahaya berseri
Nyatakah ini cinta abadi yang kudapati?

Saat rasa bersambut kasih
Harapku ini bukanlah mimpi
Tak ingin berharap lebih
Takut kecewa menghampiri
Jalinan asmara tak kan kusapih
Biarlah waktu menjadi kunci

Duhai kau pemilik hati
Semaikan bunga di surgawi
Bertahtakan tulus hingga nanti
Merajut kasih menuju surgawi
Bersama ridho Allah kita jalani.


Ys/271012
Kolaborasi 3 cinta



Di Mana Sahabat Itu

Ketika sukses dan jaya
Banyak teman datang tertawa
Memasang tampang menggoda
Santun bahasa berhati dusta

Saat kaya berumah villa
Teman berduyun bercanda ria
Memujamu bagai raja ratu ternama
Kau dielu bak pahlawan dunia

Sedan mewah membuat terpikat
Saudara jauh menjadi dekat
Tak kenal menjadi lekat
Lawan berubah jadi sahabat
Mengintaimu dengan lidah siap menjilat

Roda dunia berputar sudah
Yang kaya menjadi miskin papa
Villa menjadi gubuk kardus bekas
Sedan hanya tinggal kertas alas
merebah lelah
Hidup laksana neraka dunia

Perlahan kawan menjauh pergi
Saudara hilang bak ditelan bumi
Lawan datang menerkam ganas
Tak satu pun mengenali diri
Semua pergi hilang menghindari

Sadarlah diri kini
Teman sejati sulit dicari
Yang merangkulmu ketika menangis
Yang memapahmu ketika terjatuh
Yang hadir di kala sakit melanda
Yang turut larut dalam duka lara

Itu tak banyak
Sangat sedikit
Bahkan sulit didapat!

Ys/300912


Dalam Puisi Aku

Dalam puisi aku mendesah
Menabur cerita menjadi kisah
Dalam puisi aku mengadu
Kisah indah berakhir syahdu
Dalam puisi aku menangis
Meratap nasib mengapa sadis
Dalam puisi aku menggeram
Beban hati begitu dalam
Dalam puisi aku meratap
Mengasah hati agar mengkilap
Dalam puisi aku memandang
Keindahan hidup akan datang
Dalam puisi aku bernyanyi
Kidung hidup bernafas Islami
Dalam puisi aku mengajak
Merubah diri menjadi bijak
Dalam puisi aku meminta
Bahagia dunia akhirat jadilah nyata

Ys/031012


Syair Perih

Akhiri saja tak perlu dipertahankan lagi
Tlah rapuh tubuhku menahan beban duka
Tercabik perih oleh hati yang mendua
Lelah menyapih gelinjang duka
Kesetiaan cinta hanya gaung belaka
Ikrar suci raib ditelan dusta

Tangisan kami tak membuatmu kecut
Senyum sinis membela diri
Lupa akan tulusnya hati
Kemilau putuh kau tepis keji
Tanpa kabar burung hati mengerti
Cinta kami telah ternodai

Akhiri saja tak perlu bertahan
Hanya membuat luka makin dalam
Lupakan semua kebersamaan
Hatimu buta akan nafsu merejam
Perlahan membunuh dinding kekuatan
Menghantam tajam perih kejam

Tuhan
Tak kutampik takdir-Mu
Ikhlas diri menerima nasabku
Kuatkan kami menghadapi kelam dunia
Petunjuk-Mu menjadi tongkat jiwa
Kebahagiaan nyata buah hatiku tercinta
Hanya itu tujuan akhir duka kelana

Pergilah duhai pembawa derita
Bahagialah akan pilihan suka
Tak perlu menoleh kenangan luka
Doa tulus demi bahagia dengannya
Biarkan kami damai tanpa angkara
Lembaran baru harapan sukma
Masa depan malaikatku impian nyata
Tuk mengubur semua derita.....

Ys/291012

Sisi lain Batinku

Diam mu mengandung beribu rahasia
Bagai lautan tenang menghanyutkan rasa
Sesekali beriak oleh ombak kecil menjarah
Namun tetap tegar tak terjamah

Diam mu membuat hatiku pecah
Seolah acuh dengan segala salah
Dukaku tak membuat jera
Menabur dusta di atas lara

Kadang lelah dengan segala derita
Sisi lain batin ini masih mencinta
Namun tak urung penuh akan kecewa
Kesabaran menuntut jiwa
Agar semua berjalan indah dimuka
Sumbang tertawa disisi batin yang terluka....

Ys/271213

Anakmu Lelah Ibu

Ibu
Bolehkah aku kembali ke dalam pelukanmu ?
Seperti dulu saat masa kanak-kanakku
Manja mengendus hangat rangkulmu
Lembut membelai ceria hidupku

Ibu
Bolehkah aku menangis di atas pangkuanmu ?
Sekedar meringankan beban luka
Penuh sesak dadaku menahan isak
Luruh sendiku menerima cambuk duka
Gelap mataku terhalang derai air mata
Kasihmu bak telaga dalam tandusnya jiwa

Ibu
Tak pernah kulihat lelah wajahmu
Walau guratan tua menyamarkan kecantikanmu
Tegar mendampingi duka anakmu
Pelita dalam pengap laraku
Cintamu tak lekang oleh waktu

Ibu
Bolehkah aku mencium kakimu ?
Agar sedikit kurasa damai surga itu
Aku lelah menggapai bahagia
Doamu bagai pelangi di mendung hidupku
Cintamu muara kasih damaiku
Izinkan aku lelap dalam nina bobomu
Agar sejenak terlupa semua beban hidupku

Ibu
Andai waktu dapat diulang
Kuingin kembali ke rumah kita
Istana kecil yang penuh akan kasih sayang murni
Jauh dari kepalsuan dan menghianatan
Canda tertawa tanpa beban
Bahagia tanpa ada luka derita

Oh ibu
Hidup begitu kejam mendera
Tapakku berdarah menapaki duri cinta
Perih batinku oleh siksa tak berujung
Bahagia ,e,permainkan geliat asaku
Menghancurkan kekuatan sukmaku
Anakmu lelah ibu
Aku rindu peluk hangatmu...

Ys/180112

Mawar Pujangga

Sekuntum mawar darimu telah layu
Seperti kisah kita yang tlah berlalu
Sirna oleh badai membiru
Hingga tak ada lagi kata untuk saling merindu

Kemana rindu kan berlabuh
Jika kau tak lagi teduh
Ku hanya kuntum bunga tumbuhan perdu
Yang kadang hanya kau tatap sebelah mata lalu berlalu bisu

Teriakku yang mengharu
Berharap mampu mengetuk hatimu
Tapi tak jua kau hirau isakku
Meratap pilu perih oleh picik lakumu

Hey dikau pujangga
Tolong bisikkan pada dewa cinta
Sekuntum bunga ini telah layu lara
Menunggu datang sang pengembara
Tuk mengisi hati yang hampa
Jangan biarkan penantian ini sia-sia
Hingga lupa akan tawa dan canda

Untukmu sang pujangga
Sayangilah kuntum bunga yang ikhlas mencintaimu
Cintailah sarinya yang selalu terlindungi duri setia
Sebab dialah yang kelak mewangikan jalan hidupmu...

Ys/270113


Kata

Kata yang urung kuucapkan malam itu
Terkatung entah di bagian mana diriku
Lorong gelap yang tak tahu ujung tiba
Kian kelam tiap kali mengharap cahaya

Betapa ingin lepas dadi kaku bibirku
Setelah sekian lama digelayuti ragu
Mengandaikan diri kekasih negeri fajar
mengurai rahasia sedih tak terujar

Aku tuliskan daripada berujap tak mampu
Sebagai surat cinta yang menyeru rindu
Dari jari lincah yang tak pernah lemah
Menanti bila kejujuran nyata membuncah
Kunci bahagia tiap jiwa lelah

Kata yang urung terucap
Betapa murung tercurah gagap
Ungkapan bahasa kalbu yang rapuh
Mewakili rintih batin yang riuh
Akankah hatimu menjadi luluh ?.......

Ivo&Ys/240213

Kidung Kalbu

Seorang wanita tersenyum sendu
Coba menghapus kenangan dengan debu
Manakala kereta menggebu tinggalkan deru
Membiarkan duka membara penuhi relung kalbu

Ingatannya nanar membuncah rasa
Pada masa saat kidung cinta masih bernuansa merah muda
Tak perduli walau hari penuh akan dusta
Kasihnya tulus bergayut asa
Namun sekarang semua hanya tinggal duka biru merana

Sementara kidung tak lagi hiasi nuansa indah
Perlahan sirna bak irama pecah
Dendang cinta tak pernah cukup sebait sudah
Berharap sosok itu bosan membuatnya patah
Agar bunga hatinya kembali merekah

Sayang..........
Betapapaun perihnya takdir
Bersabarlah melewatinya bak air mengalir
Betapapun sumbangnya senyum dibibir
Tawakallah sadari diri yang fakir
Percayalah ditiap doa Allah selalu hadir
Agar  kau tabah dengan segala beban getir...

Ys/220213


Astagfirullah

Wanita tua menggerutu dengan segala makian pedas
Hati kelam sekelam wajah yang hitam oleh bias kejam
Tubuh lemah namun hati kuat akan nafsu culas
Penuh kebencian dengan tatapan tajam
Berjuang menghancurkan tetesan darahnya sadis !

Santun kata dibalas keji serapah
Kebaikan dibalas hasutan fitnah
Dosa tak lagi menjadi masalah
Agar semua menjadi musibah
Demi tuntutan jiwa yang salah

Astagfirullah !
Bukankah Allah menambah usia hamba-Nya
Agar jiwa memperbanyak ibadah ?
Mengapa usia yang hanya tinggal sepejam mata harus di isi dengan kekejian neraka ?

Sadarlah sebelum ajal menjemput tubuh
Segeralah songsong ampunan Allah
Agar tak sesal merundung jiwa

Hiasi diri dengan keridhoan Sang Maha Pencipt
Karena dunia hanya persinggahan sementara...

ys/250213



Ya Latif


Ya Latif
Nama-Mu bermakna Lembut dalam asmaul husna
Bisakah aku memohon pada-Mu
untuk melembutkan hatiku yang kaku akan perihnya luka?
Bisakah aku meminta pada-Mu
Untuk menghilangkan semua dendam yang menghancurkan keikhlasanku ?
Bisakah aku berharap akan damainya hari yang terkoyak akan hingar bingar prahara ?

Aku pernah belajar tentang dahsyatnya kesetiaan
Tentang lembutnya kesabaran
Tentang indahnya kejujuran
Tentang agungnya kasih sayang
Tentang damainya kebersamaan
Tapi kini semua itu membawaku dalam palung sunyi kesendirian

Ya Latif
Aku ingin menjadi selembut kapas
ikhlas terombang-ambing oleh angin
Jatuh tanpa terhempas
Tak menyakiti dan tak tersakiti
Agar ku jauh dari riuh luka Melupakanmu bersama redup sang mentari
Yang menyisihkan pilu bersama hembusan angin

Kini,
hari-hari mulai melelahkan. Ruang menujumu tiba-tiba saja terasa demikian jauh
Dalam ujung rantai lelahku
Hanya seuntai namamu terselip dalam sebait doa yang aku panjatkan
Hanya itulah caraku memelukmu dari kejauhan.

Ys/140113



Lorong Takdir

Ada yang berubah
Matamu mulai tidak menatap mataku
Mungkin jenuh atau kamu
merela atas lukaku

Ada yang lain
Senyummu mulai dingin
Mungkin lelah berpura
Atau kau buta atas perihku

Ada yang hilang
Teduhmu mulai menyurut
Hingga aku harus lebih banyak
diam dan pasrah dengan keadaan.

Kepada siapa aku mengeluh
Jika hatimu mulai merayu
Jika kasihmu mulai membeku
Haruskah kubiarkan
Perasaan itu seperti rinai hujan yang merintik jatuh di kolam jika kelamaan akan tumpah dan sia-sia

Aku takut dengan lelahku
Tapi inilah lorong takdirku
Walau aku tidak takut jika harus meninggalkanmu
Yang aku takutkan
Siapa lagi yang akan menjagamu
Disaat badai menghampirimu

Inilah goresan sepiku
Cara Tuhan indah mengajariku Agar aku tahu bagaimana Keramaian itu sebenarnya Adalah kesepian yang nyata

Ys/150113


Gersang Tak Berkesudahan


Ya Allah...
Begitu banyak beban di hati
Bertubi cobaan menghampiri
Menerkam kekuatan diri
Bagai gunung hancur terbakar api

Lelah aku diam
Kecut meradang kelam
Tak ingin orang tahu perih meredam
Menekuk wajah senyum menggeram

"Aku baik-baik saja ",

Hening
Aku menangis batinku terluka
Jiwa lara hatiku hampa
Tak seorangpun menoleh sapa
Tegar terkulai diri tersiksa

"Aku tak kuat lagi ",

Terlalu berani kusatukan ombak
Dengan kicau burung malam
Bagai diri kuat tak bergerak
Sekarat tertatih berseru dalam

"Aku bahagia dengan keadaan ini ".

Ahhh....
Senyumku lelah
Hatiku luka
Jiwa tersiksa
Sukmaku hampa
Menggantung asa pada dahan kering
Yang kudapat hanya gersang tak berkesudahan.

Ys/071012



Ikhlaslah Duhai Jiwa


Andai memang harus begini
Meniti hari bersama sendu sang mentari
Melewati malam dengan nyanyian angin sepi
Lirih bersenandung dalam dawai sunyi
Adakah yang mau perduli ?

Kemana perginya bayu
Yang selalu menyapa tanpa ragu
Membelai relung hati penuh syahdu
Mengecup lembut jiwa tanpa malu
Kini sang bayu telah berlalu Meninggalkan remuk luka membiru

Tinggallah bunga layu bersedih
Enggan mekar tersiram airmata pedih
Lelah berharap suara lirih
Menanti dengan sisa-sisa letih
Akankah surya datang menyapih ?

Inilah permainan dunia
Terkadang ketulusan harus berbalas dengan derita
Dan kemunafikan tertawa riang bangga
Bersabarlah jiwa nan luka
Dunia hanya persinggahan sementara
Bahagia menanti diri yang ikhlas menerima duka

Ys/120113



Dermaga Penantian

Di dermaga hitam 
Menunggu waktu surya tenggelam diam-diam 
Mengubur rapat mimpi 
Bagai jasad di dalam peti 
menuju kesenyapan sunyi
Mematahkan derap menenggelamkan harap

Sendiri menyepi dalam dingin angin dermaga
Bersama luka kian menganga
Menambah derita dalam dada
Ke arah mana mencari bayang cinta
Tak jua bertemu alamat tempat bersua

Kemana perginya rindu yang lama
Bersama cinta masih membara
Tapi tak jua menjelma cerita
Mengikat rasa mulai sirna
Kini dermaga asa
Tetanam rerimbun duka
Terminum pahit empedu luka

Tlah bisu dermaga membiru
Angin dingin mengganggu
Jiwa semakin gagu membisu
Lalu cinta menjadi kelabu Lantaran bahu terus merapuh

Bayang segaris wajah rembulan
Menggantung indah di langit angan
Adakah itu senyum idaman
Yang selalu menghayutkan debar hayalan
Pada bias perak dermaga penantian

Dermagaku/210113

Lautan Lelahku


Bergetar jiwa menerima fakta
Kejadian silam terpampang nyata
Geram bukan karna terhianat cinta
Letih terjerembab dilobang dusta

Sabar kurantai waktu
Membiarkan bahagia berlalu
Mengalung duka liontin pilu
Diam menggeram lidah kelu

Biduk itu rapuh sudah
Layar luruh kemudi patah
Dermaga tak jua tampak gagah
Terombang-ambing di lautan ganas tak bermaya lelah

Hei kau jiwa angkara
Lepaskan pasung duka
Lemah pundak memikul luka
Biarkan kepak ini mengangkasa
Agar sedikit merasa indahnya dunia

Ahh..
Tangis ini persembahan perihku
Sebagai kurban untuk kebahagiaan malaikat hatiku
Tangis yang tak pernah mengering
Terbenam pada pernik mataku
Bukti bahwa tak akan pernah kuselesaikan deritaku

Mendung dibalik jendela
Ys/261012
 

Titik Jenuh


Luka demi luka menoreh jiwa
Perih kurajut menjadi sebuah asa
Menampal lobang terkoyak oleh dusta
Berdarah perih menghantam dinding sabarku
Menggigit kekuatan sukma
Menggerogoti jiwa nan lelah
Akan cerita dusta tak bertepi

Tangis yang kutampung dalam wadah kesabaranku
Tlah penuh melimpah berserakan di lantai dingin kebekuanku
Terkulai jiwa letih tak mampu lagi berdiri
Cahayaku makin meredup suram
Akankah aku mampu bangkit lagi?

Duhai jiwa tersenyumlah
Derita adalah nyanyian hidup
Tuhan sangat mencintaimu
Cara-Nya indah menggempur jiwa
Agar tak lemah menghadapi dunia
Menjadikan dukamu tangga takdir bahagia
Dunia kejam adalah tempatmu
Menempa bekal untuk akhir bahagiamu

Percayalah wahai jiwa
Disebalik airmata akan ada suka menanti
Sabarlah menerima derita
Ikhlaslah bercanda dengan luka
Gembirakan hati akan janji suci
Bahagia akhirat balasan dari derai derita batinmu.

Ys/171012



Demi Sang Buah Hati


Tuhan
Andai kudengar nasehat bunda
Tak kan derita mendera lara
Andai kudengar kata ayah
Tak kan tangis menyiksa sukma

Bahagia hanya khayalan semata
Hidup penuh dengan cinta
Cuma cerita dusta tersisa
Apa yang salah pada jiwa
Hingga harus derita menimpa

Tangisku tiada berguna
Jerit batinku tak di anggap
Bahasaku hanya sepenggal
sandiwara lucu
Gelak nafsu menguasai jiwamu
Puas tertawa di atas isakku

Mencoba menapak di atas duri tajam
'Tuk sekedar mencari arah tujuan
Tapi kembali aku pada peristiwa
Yang tetap membuat hati lara

Kucoba berontak dari takdir
Lelah dipermainkan badai dusta
Tak mampu lagi diri berharap
Terhempas derita akhir cerita

Tuhan
Inilah takdirku
Pengorbanan hanya dibalas dengan penghianatan busuk
Beri aku kekuatan menerima hinaan ini
Demi tiga permata hati
Dimatanya ada teduh menyentuh
Canda ceria mengobati luka
Demi cintanya kutelan semua derita
Untuk senyumnya kuhalau semua lara
Bahagianya itulah tujuan akhir hidupku

Ys/290912
 

Duhai Hati Tersenyumlah


Wahai Tuhan Yang Maha Mengerti mengetahui diriku lebih dari aku
Wahai Tuhan Yang Maha Memahami memahami keinginanku jauh sebelum aku ingin
Wahai yang begitu lembut teguran-Nya
Yang indah dan memperindah
segala sesuatu
Wahai Yang Maha Hidup dan terus menerus mengatur Sesungguhnya Engkau sangat pahami aku.
Bukan aku tidak patuh padaMu.
aku telah berusaha keras melupakan sakitku.
Aku berusaha keras membuka diri dan hatiku kembali agar semua beban hati ini musnah,tapi apa dayaku ,
Luka ini terlalu kuat membelenggu,luka ini tak pernah kering karena selalu tersiram dusta dan penghianatan,
aku coba keras untuk ikhlas.aku telah mencoba bersabar,aku tak ingin
menjadi munafik dimata-Mu ,
berkata ridho tapi hati tidak mengikuti.
Wahai Allah
Aku takut pada rasaku,
karena aku tak bisa menyembunyikan semuanya dari-Mu,
Berikan aku setitik cahaya dalam duka hatiku?
Cahaya yang begitu damai menempatkan aku pada tempat indah dan agung,tempat yang selama ini tak pernah aku rasakan.

Wahai Allah Yang Maha menyayangiku, Apakah mimpi-mimpiku terlalu sederhana untuk Kau wujudkan?
atau tidak bolehkah aku hanya memendamnya saja kepada-Mu. haruskah aku mengatakannya, sementara Engkau Maha Mengetahui.

Dulu, pada mimpi sederhanaku aku hanya ingin seseorang yang hadir sekali dalam hidupku,seseorang yang mampu memeluk hatiku,seseorang yang mampu membimbingku untuk menuju surga-Mu,seseorang yang kepadanya Kau haruskan berbakti,mencium tangannya disaat apapun yang aku lakukan, kemudian Kau hadirkan lagi orang-orang baru dari kami. aku, dia, anak-anak kami dan keridhoan-Mu pada keluarga kami

Mimpi itu memang Kau buktikan Ya Allah tapi sangat jauh dari apa yang aku khayalkan.begitu hinakah aku hingga Kau tak izinkan aku merasakan mimpiku?
Mimpi kecil akan kelurga yang sederhana dan sakinah?
Tapi aku ikhlas menerima takdirku ya Allah,karena aku percaya akan ada hikmah dibalik semua yang aku terima.

Ya Allah
Mimpi itu Kau wujudkan, tapi tidak padaku melainkan pada sahabat-sahabatku yang mimpinya lebih tinggi dariku.
Tuhan,
kenapa mimpi sederhanaku Kau wujudkan pada mereka?
kenapa tidak padaku?
apa aku tak pantas memiliki mimpi sesederhana itu?
atau mimpi itu terlalu sederhana untukku?
kini aku takut mempunyai mimpi itu lagi. aku harus mengganti mimpiku. tapi mimpi apa?
sementara mimpi-mimpiku yang indah, tinggi dan banyak akan hadir setelah mimpi sederhanaku menjelma nyata.
tapi kini aku takut. aku tak mau lagi, Tuhan.

Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih diatas semua yang mempunyai belas kasih maafkanlah aku, maafkan atas lelahnya hatiku
Wahai Tuhan, penolong setiap jiwa
yang merana aku sudah berkali-kali bicara pada hatiku
Oh hati, kenapa engkau lelah begitu
apa kau ingin aku marah kepadamu?

Hati....
Kau bagai cermin,jangan biarkan manusia keji mengaburkan jernihmu,
jika kau lelah dengan semua duka, bagaimana mungkin kau akan bahagia?
Lihatlah masih banyak hati yang lain mencintaimu,bersabarlah hati,
Ingat janji Allah yang nyata,bila kau bersabar maka kebahagiaan akan kau dapati,andai tak kau dapat di dunia ini,akhirat akan menyambutmu dengan penuh kasih,

Tersenyumlah hati,
Bertahun duka menerpamu tapi kau masih bisa tersenyum,kali ini kau pun harus tetap bercahaya,gosoklah selalu dengan lafaz agung Allah agar kau makin mengkilap laksana bulan purnama,dunia hanya panggung sandiwara,jangan hirau akan sakitmu,berbahagialah karena Allah mencintaimu dengan semua cobaan yang menerpa indahmu,
Ku tak ingin melihat kau lelah karena lelahmu membuatku menangis pilu tingkahmu membuatku semakin takut pada murka Tuhanku,
sebentar lagi aku akan marah
padamu hatiku!

Lalu aku teringat doa dari sebuah
kisah teladan,
Wahai Tuhan, sungguh Engkau lebih tahu keadaan diriku yang selalu
berbuat maksiat dalam hati kecilku,
sungguh aku sangat membenci kemaksiatan yang aku lakukan tapi karena aku terpengaruh oleh tiga perkara yang selalu menggodaku,
yaitu nafsu, teman yang jahat dan iblis.
Wahai Tuhan,
sungguh Engkau Maha Mengetahui perilaku yang telah aku lakukan, semua rasa yang aku simpan. hingga berkenan kiranya Engkau curahkan ampunan-Mu kepada
hamba-Mu yang bersimbah dosa ini
Aku sudah berusaha keras
melupakan semuanya perih tapi belum
mampu.
Ampuni aku Ya Robb

" Cinta terasa menyakitkan
ketika Tuhan tahu bahwa kamu
pantas mendapatkan seseorang
yang lebih baik daripada dia yang
terus berimu luka ".

Ilustrasi : Internet
Ys/271012
 

Rangkulan Sang Ilahi

Tebar kasih dengan senyum tulus
Beriring doa semua kan mulus
Hubungan indah kata halus
Silaturakhim jangan terputus

Janganlah kasih berbalas dengki
Hidup hanya laksana pelangi
Sekilas hadir lalu hilang ditelan bumi
Tak sempat menghias pahala surgawi

Perilaku diri jadi saksi bisu
Bak danau tenang menyirap kalbu
Air mata tak mampu berkata sendu
Tuk membongkar rahasia beku
Berharap waktu kembali agar mampu memperbaiki dosa masa lalu

Sebelum semua terlambat
Berdarah mata raung meratap
Menyesal diri karena tersesat
Menanti azab dari Sang Maha Hebat

Perbanyak dzikir melembutkan hati
Bisik istigfar santunkan diri
Kalam Allah pedoman nan sakti
Sabda Nabi pelengkap janji
Tuk menuju rangkulan Sang Ilahi

by: Ys/021012


Gema Cinta


Panggilan langit bergema
Merdu memenuhi maya pada
Apakah engkau mendengar?
Adakah hati tergetar ?
Sungguh bukan dengan telinga diri bisa merasa
Hanya hati mampu memaknai syahdu iramanya
Alunan panggilan Ilahi untuk jiwa yang rindu akan kasih

Jauhi yang mendekatkan diri pada perbuatan nista
Hindari hati dari debu durja
Jangan relakan mulut yang terbasah alunan do'a
Menjadi kaku ternodai oleh dusta
Jangan biarkan hati yang indah oleh sentuhan mulia
Menjadi buta termakan penyakit nista

Ketika Allah memudahkan lidah ini untuk memohon
Saat Allah meringankan tangan ini untuk menengadah
Ketika Allah penuh cinta mengetuk hati dengan hidayah
Sadarlah kau jiwa
Bahwa disitu Allah hendak memberikan nikmat kepadamu yang lupa

Ya Rab
Dinginkan panas kalbuku dengan dinginya salju Padamkan bara jiwaku dengan siraman iman-Mu
Hingga kubisa beribadah dengan keikhlasan-Mu

Ya Allah
Hanya kepada-Mu tempatku menagih kasih
Ketenangan rasa saat dekat dengan-Mu,
Kedamaian jiwa saat bermunajat kepada-Mu
Kedamaian hidup hanya atas rahmat-Mu

Ya Karim
Jangan Engkau panggil hamba dikala berlumur dosa Bimbinglah dalam menempuh jalan rasul-Mu,
Tuntun aku dalam usaha mencari firdaus-Mu

Ya Rahman
Dalam sujudku
Kusebut agung asma-Mu
Agar runtuh dinding kesombongan hatiku
Agar sirna semua kesombongan diriku
Agar tenggelam segala kejahilanku

Ya Rahim
Dalam ikhlas sujud kumenangis
Membiarkan kering air mata penyesalan
Agar membasahi ladang hati yang gersang
Lelah akan permainan duka yang tak berujung

Aku sadar ya Rob
Sehebat apapun manusia hamba-Mu
Diatas sajadah dahi pucat bersujud
Seindah apapun rupa
Kan terbalut kulit keriput Segagah apapun tubuh
Kan berakhir dalam balutan kain kafan
Hilang semua pangkat diri
Habis semua rupawan wajah
Hancur semua harta membangga
Pergi semua yang tercinta
Sendiri dalam pekat tanah menanti pengadilan nyata
Hukuman untuk diri yang durjana

Ya Nur
Panggilan-Mu bergetar kami penuhi
Derai tangis menyesali perbuatan diri
Hidayah suci menjadi harapan suci
Tuk menjadi hamba-Mu yang tercintai

Lemah jiwa membayangkan perih siksa-Mu
Terlalu rendah kami mengharap nikmat surga-Mu
Tiap doa tak henti jiwa berharap
Agar mampu kami bersimpuh dibawah Arasy-Mu
Tuk merasakan indah janji-Mu
Kekal bahagia dalam nikmat firdaus-Mu.

Ys/300113
 

Syair Asa Bahagia


Kadang ingin menyandarkan diri
pada pelukan
Bukan untuk minta dimengerti
tapi biarkan aku istirahat sejenak tuk sekedar mendamaikan hati yang lelah
Sejenak terlelap dari senyum yaÑg kupaksakan
melupakan mimpi buruk kemarin hari
yang selalu singgah sesuka hati

Duhai lelah


Bersandarlah pada tegarmu
Lelaplah pada sabarmu
Tersenyumlah pada indah hatimu
Maka semua akan selalu menopangmu
agar kau tak oleng dan tegap dengan langkah yang kau tuju

kemarilah
sejuta cinta tlah menanti mengajakmu melukis mimpi pasti
Berjuanglah demi ceria hari jangan pernah terhenti hanya karena segelintir perih hati

Walau Rasanya cinta tlah jauh pergi
Bahagia enggan tuk menghampiri
Asa hanya nyanyian bocah pagi hari
Terhenyak diri pada duka yang tak pernah berhenti

Derita bak senja yang selalu datang dan pergi
hujan dan badai menyimpan keindahan akan datangnya pelangi
sabarkan hati tegarkan diri
Dibalik perih ada keindahan yang menanti

duka memang terlanjur mengagah
Tapi seribu doa senantiasa jadi teman setia
SÉmua tahu Tuhan Maha Cinta
Dia selalu mendekap tiap hati luka karena cinta
Kasih-Nya penuh akan cinta
Tuk Melerai duka menjadi senyum bahagia

Kolaborasi 3 cinta
140213
 By Yoes melgis