Rabu, 07 Oktober 2015

DIAMMU

Memahami diammu, kekasih, seperti menulis puisi yang tak pernah selesai, dalam keheningan resahku melukai, dalam rindu aku tersakiti

Terkadang aku berharap; kecupanmu adalah cinta, di sanalah sebaik-baiknya rindu bermuara, tanpa harus membayar dengan luka

Kau berubah, tak setepat janji embun di pagi hari, tak seindah rekah bunga, pun tak seteduh rindang cemara, kini hadirmu bak senja kala, sececap jingga lalu lindap berganti gelap

YsKasih301014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar