Memahami diammu, kekasih, seperti menulis puisi yang tak pernah selesai, dalam keheningan resahku melukai, dalam rindu aku tersakiti
Terkadang aku berharap; kecupanmu adalah cinta, di sanalah sebaik-baiknya rindu bermuara, tanpa harus membayar dengan luka
Kau berubah, tak setepat janji embun di pagi hari, tak seindah rekah bunga, pun tak seteduh rindang cemara, kini hadirmu bak senja kala, sececap jingga lalu lindap berganti gelap
YsKasih301014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar