Jumat, 18 September 2015

KETEGARAN EMAK

Mak, berkurun waktu yang lalu, di rumah kecil atas sungai tembikar, kita pernah menjadi keluarga kecil yang begitu bahagia dalam kesederhanaan, kau yang tegar dan ayah yang tabah adalah cerminan orang tua dambaan kami anak-anakmu

Satu malam keletihan terpancar dari teduh senyummu yang kerap berusaha manis walau kami tau kau begitu lelah mengais berkah demi layak di mata sesama, sebelum tidur kau selalu memupuk kepala kami dengan bermacam fatwa-fatwa bermakna;

Hidup ini keras nak, jika kau lemah dan miskin ilmu, ia akan mengunyah jantungmu lalu melemparkanmu dalam tubir kehinaan, namun jika kau tegar taqwa dalam ilmu, ia akan tertunduk segan membuka jalan tanpa mau menghakimi

Tetaplah dalam kesederhanaan anakku, usah pongah ketika hidupmu melangit harta, usah bangga saat pangkatmu mengawang cahaya, sebab ketika Allah berkehendak, dalam sepejam mata semua akan musnah terhina

Jangan malu jika kemiskinan menggelayuti raga, namun malulah jika iman memiskinkan jiwa, dan bahagia tak terletak pada kaya atau miskin seseorang, tapi bahagia itu terletak pada hati yang kerap bersyukur menerima pemberiaan Allah dan ikhlas menyikapi takdir dari Allah; bisikmu sembari memperbaiki selimut lusuh yang menutupi kami yang pulas dalam mimpi tak terbatas

Waktu begitu cepat berlalu, mak, kini ayah tak lagi ada di tengah-tengah kita, namun tegarmu tetap menopang renta usiamu, senyummu masih hangat menyinari jiwa-jiwa anakmu, jangan dulu pergi mak, izinkan kami basuh lelahmu dengan air-air cinta, izinkan kami baluri ragamu dengan madu-madu kasih, dari cerano sarat melimpah hikmah, sebagai bakti pengabdian kami yang mengharapkan istana surga

Yskasih170915

Tidak ada komentar:

Posting Komentar