senandung malam
meliuk pucuk nyiur
rindu terdiam
Yskasih281115
wajah cantik penghias hati
tiada iman sengsaralah mati
tak guna menyimpan dendam
cahaya hati menjadi padam
kembang melati harum baunya
rajin sholat bersinar wajahnya
indah melati di taman kota
tanda cantik, dzikirnya tertata
bunga mawar tajam durinya
sombong diri, neraka tempatnya
minum kopi bersama roti
jika sedih, istigfar kan hati
Yskasih271115
Aku mencintai-Mu
setabah puisi yang setia mendengarkan keluh, membiarkan lembarannya membasah, oleh air mata ungkapan kisah
Aku mencintai-Mu
setabah dedaunan yang berayun di hembus angin, meski akhirnya patah jatuh dan terhempas di bumi
Aku mencintai-Mu
setabah malam yang mendekap rindu, dan membiarkan sepi berseteru, berselimut bayang-bayang wajah Kekasih kalbu
Aku mencintai-Mu
setabah lilin yang rela leleh, menerangi malam dengan cahayanya, dan meramaikan sepi dengan pijarnya
Betapa afsun-Mu menjeratku, Kekasih, mengajak sukmaku bermadah, berselancar di hamparan laut asmara, larut dalam dzikir-dzikir cinta
Yskasih241115
1/
Dalam rapuhku, Robbi, hanya Engkau tempat tangisku bermadah, biarlah penduduk langit cemburu, akan cinta-Mu yang kujadikan muara rindu
2/
ya, aku cemburu pada hatiku, yang kerap mengingatmu, sedang mataku hanya mampu membayangkanmu
3/
salahkah bila aku cemburu pada kesibukanmu, sungguh waktu telah membuatmu lupa akan keberadaanku
4/
jika sepi adalah kerinduan; katamu, maka rindu adalah kesepian; kataku, sebab sepi dan rindu teman sejati yang mencemburui hadirmu
5/
malam pun cemburu, pada kegenitan kunang-kunang, yang mengelilingi pijar senyummu, dan memaksamu hanyut bermandikan madu
Yskasih151115
Duhai diriku, malam memang gelap, namun bulan gemintang kerap memperindah langitnya, begitupun takdir telah terpahat, dan cobaan adalah warna-warni kehidupan
Diriku, jika duka mendatangimu, katakan; aku telah biasa, dan rejaman pisaumu telah membuat hatiku setegar batu
Jangan mengeluh, diriku, setiap cobaan adalah cara Allah menguatkanmu, dengan ketabahan, kau akan menang mendapatkan cinta Rabbmu
Jangan mengeluh dihadapan sesama, diriku, namun menangislah diharibaan Robbmu, karena disanalah segala dukamu berujung indah
Dan air mata, yang kau jatuhkan bersama doa dan di atas mihrab kerinduan, akan menjadi telaga, yang kau reguk ditaman keabadian surga
Yskasih171115
Kita hanya pecandu kopi, yang mereguk tetes-tetes sepi, didalam cawan tak berwarna, dan tanpa perasaan apa-apa
Bila ada rindu, itu adalah warta semu, yang hanya menawarkan sensasi, tuk sekedar pelampiasan dahaga imaji
Jika katanya manis, itu hanya penyempurna aroma, ketika semua terminum habis, seketika itu pula ingatan melupa jiwa
ya, kita hanya pecandu kopi, yang butuh secawan penghapus jemu, memuaskan binal renjana, tanpa adanya getar-getar cinta
Yskasih161115
Di tanah tembikar dulu sekali
tarian magis menjadi tradisi berdupa kemenyan tetua kampung menari
ruh-ruh laut datang silih berganti
membuat perjanjian kedamaian penghuni
o, puake laut penunggu alang tige
pajuhlah sajen yang tersedie
tatap satu satu anak cucu hambe
awas, jangan sampai mereka teraniaye
dengan bahangnye muslihat samar pun nyate
Di tanah tembikar, dulu sekali
kedamaian bahari tak diragukan lagi
riap-riap pedade bak nyanyian surgawi
yang melagu seiring magrib memanggil hati
Di tanah tembikar, dulu sekali
aroma laut menjadi kerinduan nelayan
terjang badai demi sesuap makan
rezeki halal menjadi harapan
demi keselamatan keluarga dan badan
Yskasih161115
Katamu; rindu adalah jiwa yang bergerak menuju apa yang diingininya,
lalu mengapa kau biarkan rinduku tersesat pada apa yang kau tawarkan
Terlalu mudah, laut memberi janji, tak ada gelombang pun badai beliung, nyatanya sedikit angin berhembus, ganasmu menghempas menggulung arus
Barangkali aku akan menepi, dari biduk yang telah sarat muatan kasih, walau dayungku patah akan luka, tegarku berkayuh dengan sisa-sisa air mata
ya, betapapun sakitnya kecewa, aku tak akan membenci, sebab kau pernah menjadi dermaga, yang menyambut rinduku tenang berlabuh
Yskasih121115
Pada kenyataannya,
sepi akan kembali kepada sepi, ketika rasa tak lagi menjadi api yang memantik dan mengobarkan renjana yang kian geriap
Haruskah ada penyesalan?
titik-titik asmara yang pernah hampir menjadi kuarsa kasih tetiba musnah oleh hantaman alibi, jenuh atau memang hanya di anggap sebagai puisi cinta
Kini waktu semakin lamban bergulir, tak ada gurau bayu atau senandung rembulan sekedar menina-bobokan rindu, seolah sepakat menyemayamkan sepi pada tubir yang benar-benar sepi
Yskasih071115