Jumat, 28 November 2014

BIBIR DAN PUISI

BIBIR DAN PUISI

Cari tempat gelap dan senyap
kita akan berlatih main sulap
bibirmu fasih melafal puisi
bibirku yang letih meliurkan sunyi

Bagaimana kalau kita saling tukar tempat
agar kau mengerti rasanya sendiri
lalu aku memahami lekuk liku puisi

Lafalkan puisimu
sementara sunyi berkerumun dibibirku
dan aku merasa sendiri dalam hingarnya keramaianmu

Kau begitu sombong dalam megahmu
sementara aku makin terpuruk dengan heningku
ingat, pada saatnya kelak
semuanya akan bertukar tempat

Kucoba berpuisi didadamu
menyelaraskan rima dan detak jantungku
jika cinta bertumbuh disitu
pasti akan tercipta nyanyian merdu

Tapi puisi berayun di sunyi bibirku
indah kata bermakna bisu
sunyi berdentum di bibir puisiku
syahdu merangkai cinta sang penyair malu

Ys Jambi/141013

Sabtu, 22 November 2014

DIARY HATI

Jika bijak menasehati orang lain, menebar budi pada orang lain, menarik simpati orang lain, berdandan rapi untuk orang lain, memberi kasih ke orang lain, seakan diri paling sempurna di mata orang lain

Namun untuk istri dan keluarga istri semua keindahan itu tak pernah ada, yang ada hanya kebencian, menolong hanya untuk sebuah pamrih, tak lelah membuat keributan, menyakiti wanita yang dengan setia mendampingi walau berkalung luka dan berderai air mata

Apakah itu adil?
Bisakah dikatakan berakhlak baik, mungkin terhadap orang lain memang baik, tapi bagaimana terhadap wanita yang ikhlas berjuang mempertahankan keutuhan rumah tangga hanya demi tetap melihat cahaya dimata anak-anak tercinta

Hidup serasa tak adil untuk seorang istri yang semata menggantungkan hidup pada lembar rupiah suaminya yang kadang ia dapati melalui gerimis tangis duka

Hidup serasa mengejek untuk sekeping hati yang tulus mengabdi demi menjaga janji suci dan curahan pahala kasih Rabbinya

Hidup serasa tiada guna bagi dirinya yang di pandang tak berharga hanya karena berasal dari keluarga papa dan tak punya kepandaian apa-apa selain menjaga keutuhan rumah tangga dan nama baik suami juga senyum diwajah tua orang tuanya

Demi senyum ibunya, demi cahaya riang dimata buah hatinya, demi rasa kasihnya, ia rela mendekap duka demi duka, mengobat luka demi luka, mengelap cucuran air mata, menampal tiap koyakan derita, di anggap sampah tak berguna, semua ia lalui dengan tabah walau bahagia serasa jauh dari dekap jiwa ~¤¤

TERPASUNG DUKA

Seharusnya, ketika musibah menimpa, tobat adalah hikmah di sebalik malapetaka

Namun apa yang terjadi
usahkan bening air yang keruh bahkan sedikit raib nokhtah hitam pun tiada, lumpur terlalu pekat melekat keji

Lalu apa arti semua pengorbanan?
apa artinya mengalah demi sedikit kebahagiaan
sia-sia rasanya, menanam benih di atas tanah berhama, subur enggan lunglai adanya

Harus berapa banyak lagi air mata tertumpah
harus berapa lama lagi damai menyapa
mengira berseri purnama jiwa
duhai, lara masih betah menyerapah

Dan perlahan
terik meredup terlindap petang membawa kelam memasung ketegaran

YsKasih211114

Kamis, 20 November 2014

BUKAN PUALAM

Di beranda malam, langit berkilau temaram, ada rindu melenguh diam, muak pada gejolak tak padam

Lalu senyap mengepung angan, tak tahu kemana akan menitipkan kerisauan, pada angin bertiup lamban, atau pada gemerisik dedaunan, entah

Hatiku bukan pualam, sayang, yang bersinar menggenggam rahasia malam, adakalanya meretak dendam, berserak di hamparan kebencian

Yaa, sudahlah
bukankah kisah telah bercerai, untuk apa memungut perca-perca terkoyak, jika akhirnya tak jua mampu tertambal utuh, biarkan usang mendekam dalam kenangan

#YsKasih101114

KUGALI PERIGI SUNYI

Sunyi menyanyi
di kelam penuh aroma kesturi kupanggili namamu sepenuh gigil pada jarum jam merayap kutitip harap hasrat purba: ingin bercinta

Sunyi menyanyi
di lambung rasa yang sempat gaharu
wewangian surga melangit rindu
jatuh bangun di terpa kecamuk bisu; cinta semu

Sunyi menyanyi
mengaduk lunglai dinding birahi
menggali perigi harap tak pasti
meraung rintih; Tuhan cinta-Mu melerai puji, bakar hasratku sepenuh api

Dam ft Yskasih 2014

BIDADARI SENJA


Telah kau tanam doa suci di ambang senja
ketika ilalang runcing menikam mata
sapamu mengembun basahkan telaga
duhai, apa yang bisa aku berikan selain sepi dan puisi?

Inilah hari dimana ratusan puisi menyerbu kearahmu
doa, lebur dalam harap cinta
mekarlah benih-benih embun kesabaran
dari bening matamu yang berlian

Ketika lilin-lilin dinyalakan
kau tebar kata-kata sepenuh cahaya
berkilau memijari taman hampa
senyummu pantulan manikam nirwana

Sepotong sajak terisak
di ujung senja yang lindap
tereja nama demi nama
tersimpan satu nama penunggu jiwa
kau bidadari senja pengagum setia

YsKasih201114

Kamis, 06 November 2014

HUJAN-KEMARAU

Tanah telah lama mengandungmu
Kini hujan membangunkanmu
Hijau tubuh pulau-pulau
Menyusut dalam kepungan angin deru

Menyentuhkan jemari basahmu
Memanggilkan ruh batu-batu
Segenap duri yang dikandung tubuhmu
Mencuri luka, mencecap nyeri darimu

Sekokoh mawar menatap ngilu
Kabut seperti daun pandan hijau
Menabur wangi meneteskan embun
Abu menegur dingin di tungku perapian

Gedung berteriak jalan menggigil
Melajulah musim bagi semesta kecil
Sampai kutemukan apa yang dicari tubuh-tubuh kerdil
Menjadi darah ungu di urat nadi

Masihkah musim indah bagi si kecil
Sementara ibu pertiwi lemah memanggil
Pohon-pohon tumbang dilindas pasir
Sang lemah meratap hina tercibir

Hujan mengalirkan masa lalu
Masih terpahat huruf api pada abu
Selagi asap membentuk debu
Anak panah siap menancap kalbu

@Yosy_kasih /061114