Minggu, 16 Maret 2014

Biduk Cinta Terakhir


Entahlah,
ini cinta atau pelarian sunyi
ketika rizoma lelah mencengkeram penantianku
kau hadir dengan secawan anggur kasih
menyegarkan gersang savana
aroma halwa melenakan jiwa, aku jatuh cinta

Puisiku pun bertajuk namamu
mengidungkan karismamu pada syair-syair sederhanaku
warna-warni senyummu menguntai rindu
menjadi kisah romansa yang tak lekang oleh waktu
kau adalah jantung puisiku

Kau yang selalu kurindu
layaknya kilau pasir pesisir pantai
hembusan pawana sejuk beterbangan bagai kapas
tak pernah mampu jauh dari samudera
menggapai impian yang telah punai berkecai
kau biduk cinta terindah

Adakah yang lebih terik dari bias matahari siang ini?,
adalah imajiku yang tertawan pada pesona pulau kencana
yang membentang halang pandangan meminta rasa memberangus asmara
janji hati bertirai kesetiaan
adalah sonata yang selalu kau gaungkan
kau singgasana cinta terakhir

#YsJambi110314
#IlustrasiInternet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar