Minggu, 28 April 2013

Kematian

بِسْـــــــــــمِاللهِالرَّحْمَنِالرَّحِيْـــــــمِ 

Ya Nabi salamu'alaika
Ya Rasul salamu'alaika
Ya Habib salamu'alaika
Sholawatullah alaika.
Moga keselamatan hanya tercurah padamu ya kekasih Allah dan pada semua keluargamu serta pada umat-umatmu yang terpilih آميـن اللّـهُمَّ آميـــــــــــــــــ ــن

Kematian?

Kita semua yakin bahwa suatu hari ia akan datang menjemput kita!
Mau tak mau, suka tak suka... pasti!
Kenapa kita takut untuk menghadapi sesuatu yg pasti?
Tentu semua memiliki jawaban yg bermacam²:
Amalnya masih kurang?
Masih banyak dosa?
Kasihan sama anak²?
Belum menikah?
Belum mencapai cita²?

Pada suatu hari, seorang Tabi'in Abu Hazim Salamah ibn Dinar ditanya oleh Khalifah pada masa itu, Sulaiman ibn Abdul Malik:
يا أبا حازم ما لنا نكره الموت؟
قال: لأنكم عمرتم دنياكم وخربتم آخرتكم فأنتم تكرهون أن تنتقلوا من العمران إلى الخراب؟

(arti) "Wahai Aba Hazim, kenapa kita membenci kematian?" Maka ia berkata: "Karena kalian memakmurkan Dunia kalian dan merusak Akhirat kalian, sehingga kalian benci untuk berpindah dari tempat yg makmur ke tempat yg rusak dan terbengkalai".
سُبْحَانَ اللّهُ !

Itulah realitanya...
Kita sibuk² untuk membangun Dunia kita dari pagi sampai sore, sampai malam, untuk Dunia.
Mau tidur pun masih Dunia...
Bangun tidur, tetap dunia...
Sehingga kita memiliki rumah, mobil, keluarga dan tabungan yg banyak...
Sedangkan untuk yg setelah kematian... hanya sedikit dari harta kita... sedikit sekali dibanding dengan yg kita simpan!
Dilihat dari waktu yg kita gunakan untuk membangun Akhirat kita, sangat sedikit sekali dibanding dengan waktu kita untuk Dunia kita...
Kalau seperti itu...
Pastilah kita takut, untuk berpindah ke rumah yg belum jadi...
Tiada taman...
Tiada kawan...
Tiada makanan...
Bahkan yg ada adalah adzab dan siksa!
Karena kita mencuekinya...
Tak merawatnya...
Tak membangunnya...
Sepertinya, kita sudah harus mulai merenung kembali kehidupan kita...

Syair Misteri

Hidup merangkai berjuta misteri

Disana jasad terkubur dalam gelimang damainya
Disini raga mengelam dalam sesalnya

Dua nyata memberi hikmah

Manusia terpilih pergi beriring derai doa suci
Ribuan pelayat membanjiri ikhlas simpati
Dalam hingar lirih takbir berkumandang sedih
Menghantar pelita hati keharibaan Sang Terkasih

Disisi lain
Iman menghilang seling bisik iblis menggoda
Bertahun menderita sakit menghilangkan iman taqwa
Seutas tali menjadi ratap akhir derita
Menjerit jasad akhirmu membawa petaka
Ratap beriring sesal memayungi akhir usia

Ya Robbana
Janji tetaplah takdir diri
Namun jadikan akhir usia dalam senyum alunan doa
Menghadap-Mu dengan lafas syahadat suci
Khusnul khotimah dan bahagia akhirat dambaan indah jiwa kami.

Ys/260413

Moga akhir hidup kita dalam keadaan khusnul khotimah آميـن اللّـهُمَّ آميـــــــــــــــــ ــن
Salam cinta ♥ ̈́́



Tidak ada komentar:

Posting Komentar